
Di tengah hiruk-pikuk Jakarta yang kian padat, ajang Pekan Raya Jakarta (PRJ) 2025 yang segera berakhir menjadi magnet kuat bagi pengunjung dari luar ibu kota. Meski harus menembus macet, berdesakan di keramaian, dan menanti jemputan berjam-jam, tak sedikit orang dari daerah yang datang jauh-jauh demi satu hal: menikmati PRJ yang hanya datang setahun sekali.
Di sebuah sudut PRJ siang itu, Ninik (70), perempuan asal Tegal, tampak menunggu jemputan sambil berdiri di tengah terik matahari. Wajahnya terlihat semringah meski tubuhnya barangkali sudah penat berjalan mengelilingi arena.
"[Ke PRJ] sama kakak, sama ponakan ini," kata Ninik saat ditemui kumparan, di kawasan pintu masuk PRJ, Sabtu (12/7).
Ninik dan keluarganya datang jauh-jauh dari Tegal untuk menikmati ajang tahunan peringatan ulang tahun Jakarta. Ia dan keluarganya memilih naik taksi online untuk menikmati acara itu.
"Ya senang aja maksudnya pengin jalan-jalan, heheh," tambahnya sambil tertawa.
Ini bukan kali pertama baginya hadir di PRJ. Ia menuturkan sudah beberapa kali datang menikmati pameran tahunan itu.
"Enggak, [ikut PRJ] udah 2 kali apa 3 kali," ucapnya.
Soal kemacetan yang sering dikeluhkan pengunjung lain, ia justru memandangnya dengan positif.
"Ya bagus lah, ramai," lanjut dia.

Sementara itu, di pintu masuk arena PRJ, pasangan lansia H. Suparno (72) dan istrinya Sri (67) baru saja tiba.
"Iya. Ini mau [masuk]," kata Sri.
Tak hanya datang bersama istrinya, Suparno ikut diantar oleh adik iparnya yang juga ingin menikmati ajang tahunan di Jakarta tersebut.
Meski usia tak muda lagi, Suparno tetap bersemangat. Ia bahkan datang dua kali selama PRJ tahun ini.
"Kemarin sama cucu seminggu yang lalu. Ini, kan, ramai. Nanti bawa cucu repot. Seminggu yang lalu sama cucu sini," kata Suparno.
Suparno bercerita, ini bukan kali pertama ia mengenal PRJ. Sejak tahun 1979, ia sudah mengikuti ajang itu pada saat masih digelar di kawasan Monas.
"Dulu tahun 1979 masih di Monas," katanya mengenang masa PRJ masih diselenggarakan di pusat kota sebelum akhirnya dipindah ke Kemayoran.

Tak hanya para lansia, generasi muda juga ikut meramaikan PRJ. Shela (29), misalnya, datang dari Depok bersama empat temannya.
"Ini sama teman-teman aja, berlima,” katanya.
Mereka menumpang taksi online untuk menghindari lelah membawa kendaraan sendiri. Bagi Shela, PRJ adalah agenda rutin tahunan.
"Enggak sih, ini yang ketiga [datang ke PRJ]. Yang pertama sama keluarga, yang kedua sama pacar," ceritanya.
Ia menyukai suasana PRJ yang ramai dan penuh pilihan.
"Ya seru aja, banyak jajanan sama ada konser juga," ungkapnya.
Di tengah riuhnya PRJ, kisah-kisah seperti milik Ninik, Suparno, Sri, dan Shela menjadi potret ruang publik mampu menyatukan berbagai lapisan usia dan latar belakang daerah.
PRJ bukan sekadar pameran, melainkan juga perayaan pertemuan manusia dan kenangan yang dihidupkan kembali setiap tahun, selama masih ada alasan untuk datang dan menikmati hiruk-pikuknya.