Warga menunjukan foto Bapak Suci Fransiskus.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Banyak petinggi negara menghadiri pemakaman Bapak Suci Fransiskus. Indonesia misalkan, mengutus Presiden RI ketujuh Joko Widodo bersama menteri HAM Natalius Pigai. Inggris mengutus putra mahkota William. Kemudian negara lain mengutus pejabat setingkat menteri, bahkan kepala negaranya sendiri yang datang.
Tapi tidak Israel. Negara zionis ini dikenal mudah bermusuhan dengan sipapun, tak terkecuali Vatikan. Bapak Suci Fransiskus memang dikenal vokal mengeritik genosida Israel. Sebab hal tersebut mengabaikan nilai kemanusiaan yang sangat dia junjung tinggi hingga akhir hayat. Fransiskus menyebut itu kejam.
Para pejabat senior Vatikan menyampaikan "rasa sakit dan kekecewaan" mereka atas sikap Israel terhadap pemakaman Bapak Suci Fransiskus, yang akan diselenggarakan pada hari Sabtu di Roma, dengan menyebut "keterbatasan perwakilan Israel sebagai penghinaan terhadap komunitas Kristen global."
Menurut Kan Channel Israel, kekecewaan ini bermula dari serangkaian tindakan, dimulai dengan cuitan belasungkawa yang diunggah dan kemudian dihapus oleh Kementerian Luar Negeri Israel, diikuti oleh pernyataan singkat dan tertunda dari Perdana Menteri, dan diakhiri dengan perwakilan tingkat junior di pemakaman, dengan hanya duta besar Israel yang diutus.
Dalam konteks ini, saluran tersebut melaporkan bahwa sebuah surat kemarahan, atas nama komunitas Kristen, telah dikirimkan kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu minggu ini mengenai masalah yang sama .
Mereka menyatakan keprihatinan dan kemarahan mereka terhadap keputusan Kementerian Luar Negeri Israel yang melarang duta besar dan misi diplomatik Israel mengeluarkan pernyataan berkabung menyusul kematian Bapak Suci, dengan menganggapnya sebagai "penghinaan berat bagi umat Kristen di Israel dan di seluruh dunia , jika tidak bagi seluruh umat manusia, yang menghormati mendiang Bapak Suci, yang dikenal karena dukungannya yang tak kenal lelah terhadap perdamaian, keadilan, martabat manusia, dan dialog antaragama."
sumber : Antara