Kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat dikeluhkan oleh perajin keramik di Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Sebab, dampak kebijakan dari Presiden AS Donald Trump tersebut sudah mulai mereka rasakan.
Seorang perajin sekaligus eksportir keramik Plered, Eman Sulaeman, mengatakan pada bulan Maret 2025 kemarin pihaknya telah menjalin komunikasi dengan calon pembeli dari AS.
Namun setelah ada pengumuman tarif dari Presiden Donald Trump, sampai sekarang belum ada kepastian lagi dari importir asal Amerika tersebut.
"Sempet ada obrolan dengan [calon pembeli dari AS]. Namun sampai sekarang belum ada kelanjutan," kata dia, Jumat (25/4).
Meskipun Trump menunda penerapan tarif resiprokal termasuk untuk Indonesia, Eman mengaku pihaknya belum mendapatkan orderan ekspor keramik lagi.
Dia berharap, meskipun kondisi ekonomi sekarang sedang lesu akibat kebijakan Amerika Serikat, masih ada peluang untuk pasar dari Eropa dan yang lainnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Litbang Keramik Plered, Mumun Maemunah, mengatakan sepinya orderan ekspor kerajinan keramik Plered berdampak pada sekitar 700 perajin di Kecamatan Plered.
"Setelah adanya kenaikan tarif impor Amerika Serikat sangat berdampak pada pelaku usaha kerajinan keramik Plered. Tahun ini dari Plered sudah mengekspor dua kontainer keramik," kata Mumun Maemunah saat ditemui di UPTD Litbang Keramik Plered Purwakarta, Jumat (25/4).
Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengumumkan tarif impor bagi Indonesia ke sebesar 32 persen. Namun, saat ini AS masih menunda penerapan tarif impor hingga 90 hari mulai 9 April 2025.