
MASYARAKAT keturunan tionghoa di kota Pangkalpinang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) ramai ke perkuburan Sentosa Pangkalpinang. Mereka berziarah di perkuburan tersebut untuk melaksanakan ritual Cheng Beng sebagai bakti dan penghormatan kepada orang tuadan leluhur yang telah meninggal.
Kegiatan ini dilakukan sejak dini hari hingga jelang siang, dengan meletakkan sesajian, berupa aneka buah-buahan, ayam atau babi, arak, aneka kue dan makanan vegetarian, dan membakar uang kertas (kim cin) yang diletakan di makam. Setelah itu, para peziarah menggelar ritual sembahyang dan mendoakan para orangtua dan leluhur, baik yang dimakamkan di area setempat maupun tempat lain, dengan harapan tuhan memberikan tempat terbaik bagi para arwah.
Tak cuma berdoa, warga Tionghoa juga membersihkan, merapikan dan memperindah makam. Momen Cheng Beng bagi mereka merupakan upacara perwujudan, masyarakat Tionghoa yang sangat menghormati dan mencitai leluhur, tak heran setiap tahun, bagi mereka yang di perantauan akan pulang melaksanakan ritual tersebut.
Achiung salah satu pejiarah mengatakan Cheng Beng atau sembahyang kubur merupakan bentuk penghormatan terhadap orang tua atau leluhur yang sudah mati.
"Ini bentuk penghormatan kami kepada kedua orang tua yang sudah mati,dengan mendoakan mereka,"Kata Achiung.
Hal senada juga di sampaikan peziarah lainya Liana Rossiter. Ia mengaku momen cheng beng besar maknanya bagi masyarakat Tionghoa.
Untuk itu, semua warga Bangka yang di perantauan wajib pulang guna sembahyang untuk menghormati leluhur.
"Cheng Beng ini besar loh, saya dari Australia Pulang untuk Cheng Beng,"Katanya.
"Momen ini juga kami manfaatkan untuk lepas kangen dengan keluarga yang ada di pulau Bangka,"ungkapnya.
Sementara, Ketua Yayasan Perkuburan Sentosa Pangkalpinang. Djohan Ridwan Hasan mengatakan, perkuburan santosa pangkalpinang dibangun tahun 1935, memiliki luas belasan hektare lebih merupakan makam terluas di asia tenggara.
"Ya memang benar konon katanya ini Makam Terbesar se-Asia Tenggara dengan 14 ribu lebih makam,"Katanya.
Menurutnya Puncak Cheng Beng tahun ini jatuh pada setiap 4 april, akan tetapi masyarakat keturunan tionghoa sudah mulai gelar ritual sejak 22 maret lalu."cheng tahun ini di harapkan berjalan dengan aman, lancar dan damai,"ucap dia. (H-4)