Walkot Semarang Paparkan Capaian Pengembangan Pewarna Batik Alami

8 hours ago 3
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu membeberkan capaian program pengembangan batik pewarna alami di Kampung Batik Malon dalam sesi penilaian Integrated Sustainability Indonesia Movement (I-SIM) Sustainable Development Goals (SDGs). Program tersebut dinilai berhasil dan masuk 10 besar program terbaik se-Indonesia sejalan dengan 17 program SDGs.

"Sejak tahun 2016, Kampung Batik Malon telah berkembang pesat. Awalnya hanya ada dua pengrajin, kini berkembang menjadi enam perajin dan 55 tenaga kerja," papar Hevearita dalam keterangan tertulis, Kamis (19/9/2024).

Wanita yang akrab disapa Mbak Ita ini menjelaskan pengembangan selaras dengan visi dan misi RPJMD serta mendukung 17 tujuan SDGs, khususnya dalam pemberdayaan ekonomi lokal dan kampung tematik produktif.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menambahkan, Pemerintah Kota Semarang turut berkomitmen mendukung pengembangan batik yang ramah lingkungan. Tak hanya sebatas mendorong hingga berhasil, namun pihaknya juga terus berkomitmen mengembangkan keberlanjutan program kampung batik alami tersebut.

"Kami mulai mendorong pemasaran ke pasar luar negeri yang memiliki minat terhadap berbagai produk ramah lingkungan. Selain itu, diversifikasi pewarna alami dari bahan-bahan lokal seperti daun dan sisa kayu, budidaya tanaman indigo serta pengembangan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) batik portable juga dilakukan," lanjutnya.

Lebih lanjut, Mbak Ita menjelaskan saat ini, perkembangan Kampung Batik Malon turut memperkuat sektor pariwisata Kota Semarang. Hal ini terlihat salah satunya dari lonjakan jumlah wisatawan.

Mbak Ita mengungkapkan saat ini pemasaran batik alami malon juga telah merambah pasar di luar sentra industri serta pasar asing.

"Dampaknya terlihat dari meningkatnya kunjungan wisatawan, diversifikasi produk batik, mulai dari kain hingga kerajinan siap pakai seperti tas, sepatu, dan dompet. Di tahun 2023, kami resmikan sentra batik di Gunungpati yang telah meraih beberapa penghargaan," pungkasnya.

Sebagai informasi, Program Integrated Sustainability Indonesia Movement (I-SIM) adalah inisiatif multi pihak yang diinisiasi oleh PT. Surveyor Indonesia serta Kementerian Pekerjaan Umum untuk mempercepat pencapaian SDGs di tingkat kota dan kabupaten, dengan tujuan mendorong daerah untuk berkontribusi aktif dalam pencapaian SDGs.

(akd/akd)

Read Entire Article