Sineas Muda Menyala Lewat Geliat Film Daerah

6 months ago 3
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Tahun lalu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim kasih pendanaan buat para sineas. Nadiem mengumumkan skema pendanaan film Indonesia melalui program Matching Fund Dana Indonesiana.

Dana Indonesiana merupakan dana abadi kebudayaan yang diluncurkan pada Merdeka Belajar Episode ke-18. Dana abadi tersebut menjadi sumber pendanaan skema matching fund perfilman ini.

Tahun lalu, Nadiem bicara tentang pendanaan itu di hadapan pelaku industri perfilman di Cannes Film Festival. Terdapat lebih dari 30 orang yang tergabung dalam Delegasi Indonesia dalam Cannes Film Festival 2023. Reza Rahadian juga turut ambil bagian dalam delegasi tokoh yang memiliki peran dalam industri perfilman Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Delegasi Indonesia itu juga yang terlibat dalam Festival Film Indonesia (FFI), Jakarta Film Week dan Jogja NETPAC Asian Film Festival (JAFF) serta Badan Perfilman Indonesia (BPI).

"Pemerintah akan memadankan dukungan pendanaan institusi perfilman dunia untuk projek film yang melibatkan sineas Indonesia. Tidak ada batas maksimum selama dana masih tersedia. Yang penting, projek film tersebut sudah mendapatkan pendanaan dari institusi yang kredibel dan ada dalam daftar kami," kata Mendikbudristek Nadiem dalam keterangan resminya seperti dilansir detikEdu, Jumat (19/5/2023).

"Harapannya, skema pendanaan matching fund Dana Indonesia ini dapat lebih mendorong semakin banyaknya film Indonesia mendapatkan rekognisi di festival internasional atau kesuksesan komersial di tingkat dunia," imbuhnya.

Program itu berjalan di beberapa daerah, termasuk geliat perfilman di Purbalingga. Mereka bikin Festival Film Purbalingga yang berhasil merangsang kreativitas sineas lokal.

Festival Film Purbalingga tercatat sudah berjalan sejak 2007. Para sineas itu masuk lebih dalam ke jenjang SMP dan SMA.

Setiap tahunnya, kegiatan Festival Film Purbalingga bisa menghasilan sampa 20-30 karya film dari sineas-sineas lokal. Secara khusus dibentuk tim buat mendampingi pembuatan film. Mulai dari penggalian ide, produksi, sampai dengan pasca-produksi.

Direktur Fesival Film Purbalingga Nangki Nirmanto, menyebut film-film hasil garapan sineas muda itu diputar lewat media layar tancap. Sebelumnya, mereka biasanya menggelar nonton bareng hasil sineas itu di 16 titik.

"Setelah ada Dana Indonesiana ini, kita buka nonton layar tancap sampai 30 titik," tuturnya. Kemudian pembuatan film bisa sampai melibatkan 20 sekolah.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Hilmar Farid menjelaskan pendanaan itu memang memperkuat ekosistem kebudayaan di Indonesia. Meliputi produksi seni, riset kebudayaan, sampai dengan partisipasi dalam forum kebudayaan dunia.

"Kegiatan-kegiatan itu jadi pendorong bagi para seniman dan budayawan Indonesia untuk semakin giat berinovasi serta meningkatkan kreativitasnya," katanya.


(nu2/nu2)

Read Entire Article