Buset, Pramugari Depak Penumpang Remaja dengan Dalih Pesawat Overload

5 days ago 5
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Kesal sekali orangtua dari remaja 14 tahun saat tahu anaknya tiba-tiba dikeluarkan dari penerbangan. Maskapai pun berdalih tak tahu jika dia masih berusia remaja.

Diberitakan Independent, Sabtu (14/9/2024) remaja bernama Camryn Larkan menaiki pesawat Porter Airlines dari Toronto, Kanada untuk terbang ke Victoria pada tanggal 30 Agustus. Namun, setelah dia duduk, seorang pramugari mengatakan dia harus keluar dari pesawat.

"Saya benar-benar bingung ... Saya pikir saya akan kembali ke tempat duduk saya. Saya pikir mereka hanya akan mengambil tas saya," kata Camryn kepada CBC.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Begitu saya turun dari pesawat dan saya melihat pintunya tertutup, saat itulah saya mulai merasa sangat cemas," lanjutnya.

Untunglah, ayahnya yang mengantarnya ke bandara bisa segera menjemputnya.

"Saya senang ayah saya ada di sana karena jika dia tidak ada, saya pasti sendirian," lanjut Larkan. Dia akhirnya terjebak di Toronto semalaman dan memesan ulang penerbangan untuk hari berikutnya.

Klarifikasi maskapai

Porter Airlines mengeluarkan Larkan dari penerbangan karena pesawat kelebihan berat. Staf tidak tahu bahwa dia adalah anak di bawah umur tanpa pendamping.

"Tim kami meminta sukarelawan untuk melakukan perjalanan keesokan harinya ke Victoria. Ketika tidak ada yang datang, penumpang dipilih berdasarkan jenis tiket mereka. Saat itu, tim kami tidak tahu bahwa Camryn adalah anak di bawah umur," kata juru bicara Robyn van Teunenbroek kepada CBC.

Salah satu kebijakan maskapai, orang tua dapat membeli paket anak di bawah umur tanpa pendamping untuk anak-anak mereka yang berusia di atas 12 tahun seharga $100. Layanan ini diperlukan untuk anak-anak berusia 8 hingga 11 tahun. Paket ini memastikan anak-anak tidak dapat diturunkan dari pesawat.

Namun, orang tua Larkan tidak tahu tentang layanan tersebut, yang berarti Larkan diperlakukan sebagai orang dewasa oleh maskapai. Ibunya, Catherine, mengatakan layanan tersebut seharusnya secara otomatis diberikan kepada anak-anak berusia 12 tahun ke atas.

"Mereka menempatkan anak saya dalam bahaya besar. Itu benar-benar kelalaian dan seharusnya tidak terjadi pada anak di bawah umur lainnya," kata Catherine.

"Mereka memberikan layanan dengan mengatakan bahwa kami tahu orang-orang ini berisiko dan mereka mengatakan jika Anda tidak membayar layanan tersebut, Anda akan diperlakukan seperti penumpang dewasa lainnya yang bepergian," tambahnya.


(sym/sym)

Read Entire Article