
Israel mengatakan 93 truk bantuan PBB telah memasuki wilayah Gaza pada Selasa (20/5). Puluhan truk tersebut tiba sehari setelah PBB mengumumkan telah diizinkan untuk mengirim pasokan bantuan untuk pertama kalinya sejak Israel memberlakukan blokade total pada 2 Maret 2025 di Gaza.
"93 truk PBB yang membawa bantuan kemanusiaan, termasuk tepung untuk toko roti, makanan untuk bayi, peralatan medis, dan obat-obatan farmasi disalurkan hari ini (Selasa) melalui Perlintasan Kerem Shalom ke Jalur Gaza," kata COGAT, badan kementerian pertahanan Israel yang mengawasi urusan sipil di wilayah Palestina, dikutip dari AFP.
Sebelumnya, sebanyak 22 negara mengeluarkan pernyataan bersama meminta Israel mencabut blokade bantuan kemanusiaan ke Gaza. Mereka menegaskan blokade menyebabkan warga Gaza terancam kelaparan.
Pernyataan tersebut ditandatangani oleh Australia, Kanada, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Islandia, Irlandia, Italia, Jepang, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Portugal, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Inggris.
Blokade Israel
Israel memblokir bantuan kemanusiaan masuk Gaza sejak 2 Maret 2025. Pada Senin (19/5) Israel sedikit melunak dengan mengizinkan bantuan jumlah terbatas masuk ke Gaza.
Netanyahu menyebut sikap lunak mereka lantaran kelaparan merusak legitimasi Israel untuk berperang di Gaza. Ia lalu minta pemimpin negara-negara Eropa mencontoh Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang dipandangnya selalu mendukung Israel.
"Perang dapat berakhir besok jika para sandera yang tersisa dibebaskan, Hamas meletakkan senjata, para pemimpinnya yang kejam diasingkan dan Gaza didemiliterisasi. Tidak ada negara yang dapat diharapkan untuk menerima sesuatu yang kurang dari itu dan Israel tentu saja tidak akan melakukannya," ucap Netanyahu.
"Ini adalah perang peradaban melawan barbarisme. Israel akan terus mempertahankan dirinya dengan cara yang adil sampai kemenangan total tercapai,” sambung dia.
Namun, ada juga yang menyebut Netanyahu melunak karena tekanan sekutu-sekutunya, utamanya AS. Netanyahu akan ditinggalkan jika masih tetap melarang bantuan masuk Gaza.